Biro Jalan Raya telah menyelesaikan perencanaan
langkah-langkah reformasi spesifik yang sesuai dengan “Tiga Strategi Manajemen
SIM” yang diumumkan oleh Kementerian Perhubungan. Konsep inti dari strategi
reformasi yang diusulkan untuk manajemen SIM secara keseluruhan adalah
“berorientasi pada manusia”. Biro Jalan Raya berharap agar melalui mekanisme
seperti ujian SIM pemula, pelatihan ulang atas pelanggaran, serta kepedulian
dan perpanjangan bertahap bagi pengemudi usia lanjut, semua ini akan
mengembangkan konsep serta kesadaran moral yang benar, dimana akan menumbuhkan
budaya lalu lintas untuk berhenti dan mengalah secara inisiatif, lalu
memperoleh keterampilan mengemudi yang aman. Reformasi sistem SIM ini akan
berfokus pada tiga aspek utama, diantaranya termasuk: memperkuat identifikasi
ujian SIM, memperkuat pelatihan ulang dan koreksi pelanggaran, serta
mempromosikan kepedulian bertahap bagi perpanjangan SIM pengemudi usia lanjut.
Untuk ini sebanyak sembilan rencana telah dirumuskan, dan berdasarkan
karakteristiknya, ada 17 langkah reformasi yang akan dilaksanakan secara
bertahap mulai dari Januari 2026. Tujuannya adalah untuk membangun sistem
manajemen dan kepedulian pada pengemudi domestik secara komprehensif,
memperkuat kemampuan pemilik SIM untuk mematuhi peraturan dan mengidentifikasi
etika berkendara, serta membantu mencapai tujuan keselamatan jalan untuk
mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 7% per tahun.
Rencana reformasi sistem manajemen SIM komprehensif
dari Biro Jalan Raya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pengujian SIM:
Sistem yang berlaku saat
ini akan ditinjau ulang secara menyeluruh, dan meningkatkan identifikasi ujian
tertulis. Dalam ujian tertulis, soal benar atau salah akan dihilangkan dari
ujian SIM mobil dan sepeda motor, digantikan dengan soal pilihan ganda. Lalu
soal mengenai persepsi bahaya dan situasional juga akan ditambahkan. Ujian
tertulis untuk SIM mobil akan mencakup soal persepsi bahaya dan situasional
tambahan, sementara ujian tertulis untuk SIM sepeda motor akan ditingkatkan
proporsi soal-soal untuk memperkuat keterampilan manajemen risiko dan kesadaran
akan bahaya di jalan. Ujian di jalan juga akan mencakup prosedur pengujian baru
untuk berhenti dan mengalah, ujian pemeriksaan titik buta akan ditambahkan
untuk ujian SIM mobil kecil, sementara pemeriksaan penunjuk arah juga akan
ditambahkan pada ujian SIM untuk mobil besar. Hal ini akan menumbuhkan filosofi
dan etika berkendara yang berorientasi pada manusia sejak awal. Selain itu,
akan ditambahkan pula simulator mengemudi ke dalam program pelatihan berkendara
pada mobil dan sepeda motor, khususnya juga akan ada pelatihan serta pengujian
mengemudi bagi sepeda motor di jalan raya.
2. Sistem Pelatihan Ulang:
Terutama untuk
mengoreksi perilaku pelanggaran mengemudi dan meningkatkan kesadaran akan
keselamatan pengemudi, peraturan pelatihan ulang akan ditambahkan pula bagi
pelanggaran tertentu. Pelanggaran ini mencakup tiga jenis pelanggaran berikut
yaitu: “Menerobos lampu merah”, “Tidak mematuhi hak jalan di persimpangan tanpa
rambu lalu lintas”, “Tidak mengurangi kecepatan saat mendekati penyeberangan
pejalan kaki, rumah sakit, dan sekolah tanpa rambu lalu lintas”. Bagi pengemudi
yang melakukan tiga pelanggaran atau lebih dalam setahun, atau bagi pengemudi
profesional kendaraan besar yang melakukan dua pelanggaran atau lebih dalam
setahun, akan diikutsertakan dalam program pelatihan ulang agar membantu mereka
untuk mengoreksi kesalahpahaman dalam berkendara. Pelanggar yang melakukan
pelanggaran serius secara berulang yang dapat membahayakan keselamatan jalan
juga akan diikutsertakan dalam program pelatihan ulang ini.
3. Sistem Perpanjangan SIM bagi Pengemudi Usia Lanjut
(lansia):
Sistem ini bertujuan
untuk menjamin keselamatan pengemudi lansia, bukan untuk melarang mereka
mengemudi. Mulai dari usia 70 tahun, pengemudi lansia akan menjalani evaluasi
pra-perpanjangan SIM oleh dokter profesional dan menerima pelatihan gratis
tentang peraturan terbaru serta edukasi keselamatan untuk membantu mereka
mengemudi dengan aman. Biro Jalan Raya akan menyediakan layanan bertahap bagi
lansia, dengan memberikan edukasi gratis serta pelatihan persepsi bahaya.
Lansia yang berusia 70 tahun ke atas, jika lolos pemeriksaan kesehatan akan
dapat memperpanjang SIM mereka hingga mencapai usia 75 tahun. Lansia berusia 75
tahun ke atas akan menjalani sistem perpanjangan SIM selama tiga tahun. Namun,
bagi lansia yang menyebabkan kecelakaan akibat pelanggaran mengemudi akan
diwajibkan mengikuti pelatihan mengemudi dengan biaya sendiri sebelum dapat
memperpanjang SIM mereka. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan serta mengurangi
biaya transportasi lansia, bagi para lansia yang berusia 70 tahun ke atas yang
telah menyerahkan SIM mereka, akan dapat menerima subsidi biaya transportasi
TPASS (termasuk taksi). Dana program transportasi umum tersebut akan terus
mendukung dan membimbing pemerintah daerah dalam rangka peningkatan jaringan
transportasi umum serta peningkatan layanan transportasi umum di daerah
pedesaan guna memastikan hak mobilitas para lansia.
Biro Jalan Raya juga menekankan bahwa tujuan
akhir dari reformasi “Tiga Strategi Manajemen SIM” adalah untuk membudayakan
keselamatan ke dalam kebiasaan berkendara sehari-hari, dimana menjadikan
berhenti dan mengalah secara inisiatif sebagai bagian dari budaya lalu lintas.
Mulai dari peningkatan pemahaman sistem pengujian SIM, penyediaan pelatihan
ulang segera bagi pengemudi yang melanggar peraturan, hingga penyediaan
perpanjangan SIM bertahap dan dukungan transportasi umum bagi pengemudi lansia,
semua upaya tersebut berpusat pada pendekatan berkendara yang “berorientasi
pada manusia”, dimana secara komprehensif dapat meningkatkan keselamatan dan
kesesuaian pengemudi dari segala usia, yang kemudian akan dapat mengurangi
risiko jalan dan bergerak maju menuju lingkungan lalu lintas yang lebih aman.